Selasa, 03 Juli 2012

Diklat ke Museum Fatahillah


Assalamualaikum Wr Wb.
Tanggal  18 Februari 2012 merupakan diklat keluar pertama saat KIR SMAN 1 Jakarta angkatan 31 menjabat. Beberapa hari sebelumnya kami sempat bingung mengenai penjadwalan diklat ke museum. Setelah melalui musyawarah yang agak rumit akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Museum Fatahillah atau yang dikenal pula dengan Museum Sejarah Jakarta yang di resmikan oleh Gubernur DKI Jakarta ( Ali Sadikin ) pada tanggal 30 Maret 1974.

 ( Museum Fatahillah Tampak Depan )

( Prasasti Peresmian Museum Sejarah Jakarta )

Saat kami tiba di Museum Fatahillah kami semua kebingungan, karena guide yang kami tunggu-tunggu belum tiba. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya guide yang akan menjelaskan mengenai museum tersebut akhirnya datang juga. Sekitar pukul 9.45 WIB diklat dimulai, paserta diklat angkatan 31 yang hadir ketika itu hanya sekitar 10 orang. Sedangkan dari angkatan 32 ketika itu yang datang hanya empat orang. Yaitu Deandra salsabila, Puji lestari, Vita Amalia, dan Iga Winati.

Ruangan pertama yang kami kunjungi adalah ruangan utama. Di ruangan utama gedung terdapat sebuah patung yang mengambarkan peristiwa eksekusi hukuman mati di kota batavia berlangsung. Di ruangan ini juga guide menceritakan mengenai Sejarah Kota Batavia, Sejarah Gedung Museum Fatahillah.

Rungan kedua adalah ruangan yang berisi sebuah gerobak bakso, warung klontong, becak, peta jakarta, dan foto-foto dalam memperingati hari besar di jakarta, dan yang terakhir yang paling penting adalah foto walikota dan gubernur DKI jakarta dari tahun 1945-Gubernur Sutiyoso.

 ( Becak tahun 1980an )

 ( Grobak Bakso )

 ( Aldi Fadillah )

Ruang ketiga adalah ruangan yang berisi benda-benda prasejarah yang ditemukan di sekitaran aliran sungai ciliwung. Antara lain adalah gerabah, mata panah, dan beberapa kapak genggam.



Ruang keempat adalah ruangan yang berisi prasasti peninggalan masa kejayaan kerajaan hindu budha yang pernah menguasai wilayah jakarta yaitu Kerajaan Tarumanegara.

( Prasasti Tugu )

( Prasasti Ciaruteun )

Ruangan kelima berisi patung Dewa Syiwa, Dewa Wisnu, Dewa Brahma, dan Dewa Ganesha.

( Dewa Syiwa )

 ( Dewa Ganesha )

( Dewa Wisnu )

Ruangan kenam adalah ruangan yang berisi peta wilayah Kerajaan Sunda Pajajaran, pakaian adat badui, dapur adat badui, barang komoditi ekspor impor, peta kedatangan bangsa eropa menuju nusantara.

Ruangan ketujuh barisi foto-foto bangunan gereja peninggalan bangsa Portusis, kapal layar yang digunakan oleh bangsa portugis untuk berlayar menuju nusantara, pakaian yang digunakan bangsa portugis saat menuju nusantara, foto Alfonso de Albuquerque, dan foto masyarakan bangsa portugis yang masih ada di jakarta sampai saat ini.

Di sebelah kiri ruang utama ada sebuah ruangan yang berisi lukisan Sultan Agung, kedatangan VOC ke nusantara dan penyerangan VOC ke nusantara. Di ruangan tersebut juga berisi sebuah meriam yang digunakan untuk melawan serangan dari VOC.

( Lukisan Penyerangan VOC )


 ( Meriam untuk melawan serangan VOC )
 
Di sebelah kiri ruangan tersebut juga terdapat ruangan lagi yang berisi pakaian pengantin adat betawi, alat musik tanjidor, dan sebuah cermin lama.

 ( Pakaian pengantin adat betawi )


( Alat musik tanjidor )

Tepat didepan ruangan tersebut terdapat sebuah lukisan Jan Pieterszoon Coen, dan beberapa buah mabel. di ruangan tersebut juga terdapat sebuah ruangan kecil yang berisi ranjang yang terbuat dari kayu jati dan sebuah cermin besar.

( Lukisan Gubernur Jendral J.P. Coen )

Setelah itu kami semua langsung menuju lantai atas, di ruang utama lantai atas terdapat sebuah lukisan yang menjelaskan cara menjalani pengadilan, disebut dengan lukisan tiga pengadilan.


 ( Lukisan Tiga Pengadilan )

Di lantai atas terdapat ruang sidang kota praja, ruang dewan keadilan, yang berisi mabel-mabel buatan kota batavia abad 17 dan 18, lukisan Gubernur Jendral P.A Van de parra, lukisan penangkapan pangeran di ponegoro dan sebuah patung yang terbuat dari marmer.

( Ruang Sidang Kota Praja )

( Gubernur Jendral P.A. Van de Parra )

( Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro )

Ruangan yang paling kanan di lantai atas terdapat banyak sekali botol-botol arak, porserlen, gerabah, dan guci yang berasal dari negara China dan Jepang sekitar abad ke 17.



Saat kami semua ingin menuju penjara wanita kami tidak turun melewati tangga utama tapi melewati tangga di ruangan penyimpanan guci tersebut. 

Sesampainya kami dilantai bawah kami melihat penjara wanita yang ukurannya sangat kecil sekali dan juga sudah tergenang air setinggi mata kaki orang dewasa.

 ( Pintu Masuk Penjara Wanita )


( Bagian Dalam Penjara Wanita )

Setelah itu kami kami menuju penjara bawah tanah. Penjara tersebut digunakan pada masa kota batavia untuk memenjarakan tahanan politik yang dimasa itu menentang belanda. Kapasitas penjara bawah tanah sekitar 50-60 orang tahanan. Penjara tersebut memiliki 5 buah ruangan.

 ( Penjara Bawah Tanah )

Di depan pintu belakang menuju halaman museum terdapat sebuah patung bernama hermes. 

 ( Patung Hermes )

Di belakang Museum Sejarah Jakarta Juga terdapat sebuah meriam yang bernama Meriam Si Jagur yang dibuat di Macau, China pada abad ke 16 oleh orang Portugis bernama N.T. Bacarro. Meriam itu digunakan oleh Portugis sebagai senjata perangnya di sebuah benteng di Malaka (sekarang sebuah daerah di Pulau Sumatra dekat semenanjung Malaysia) untuk melawan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). VOC adalah Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda. VOC didirikan pada tanggal 20 Maret 1602, dan menjadi pemegang kekuasaan jajahan di Indonesia sampai runtuhnya pada tahun 1799. Setelah Malaka jatuh ke tangan VOC Belanda dan Portugis kalah perang pada tahun 1641, meriam ini diboyong ke Batavia (sekarang Jakarta) oleh VOC.

 ( Meriam Si Jagur )

( Bagian Belakang Meriam Si Jagur )




Selain bentuk unik tadi, kalau diperhatikan pada bagian punggungnya terdapat sebuah tulisan bahasa Latin,”EX ME IPSA RENATA SUM”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya “Dari Diriku Sendiri Aku Dilahirkan Lagi.

 ( Museum Fatahillah Tampak Belakang )

 ( Atap Museum Fatahillah )

Pada bagian atap Museum Fatahillah terdapat sebuah ruangan yang digunakan untuk membunyikan lonceng salah satunya apabila ada tahanan yang ingin dieksekusi, dan di bagian kubahnya terdapat sebuah tanda untuk menunjuk ke empat arah mata angin.

*Inilah beberapa foto peserta diklat yang hadir dalam kunjungan ke Museum Fatahillah :


( Nurul Ilma Aulia dan Syifa Zulaiha )

 ( Nurul I.A, Nabila N.S, Irani Z.W, Syifa Z.


( Fikri WP dan Ficky F.A )
* Foto dari kiri ke kanan.

Itulah laporan perjalanan kami ke Museum Fatahillah yang dapat kami sampaikan. Apabila ada kesalahan dalam penulisan nama maupun isi dari blog ini mohon dimaafkan.

Wasalamu'alaikum Wr Wb.